Jumat, 07 Desember 2012

Ayam Cemani


Ayam cemani konon katanya berasal dari Desa Kalikuto, grabak Magelang Jawa tangah. Makanya ayam cemani  dikenal juga sebagai ayam kedu. Saat itu ayam cemani itu dikenal sebagai ayam yang berwarna hitam saja. Dan dahulunya ayam cemani disebut ayam Kalikuto tempat asal ayam cemani, tetapi karena ada beberapa pihak yang tidak setuju maka ayam cemani resmi di namakan ayam kedu.

Tapi ada legenda yang juga sampai saat ini masih hidup di sana yakni tentang asal-muasalnya ayam kedu. Oleh karena tuah yang dimiliki ayam itu akhirnya dijadikan lambang kesembuhan.
Ayam Cemani ini memang sering digunakan untuk hal-hal yang bersifat magis.

Ayam cemani adalah ayam yang sangat istimewah pada jaman nya, sehingga ayam cemani sangat di sukai dan menjadi piaraan atau koleksi para gegeden, raja-raja jaman dahulu kala,………..Itulah yang membuat ayam ini menjadi sangat eksklusif, memiliki nilai jual yang sangat fantastis dan sangat berharga karena mengingat dulu nya saja ayam ini banyak dikoleksi para raja dan keturunan ningrat.
Hal inilah yang membuat Ayam Cemani ini kini menjadi semakin langka, dan sulit di dapatkan, sehingga ayam ini menjadi banyak di buru dan di cari orang, hingga saat ini hanya segelintir orang saja yang memiliki nya.
Sedikit yang diketahui tentang ayam ini. Ayam Cemani, terutama yang hitam sempurna memiliki nilai yang sangat tinggi di Indonesia, karena diyakini bahwa mereka memiliki kekuatan mistik.
Karakteristik yang paling penting dari Ayam Cemani adalah bahwa benar-benar hitam: bulu hitam dengan bersinar kehijauan, kaki hitam dan kuku jari kaki, paruh hitam dan lidah, sisir hitam dan pial, daging hitam dan tulang

Ayam cemani bukan cuma dianggap ayam keramat, namun juga ayam hias yang khas Indonesia. Kini ayam cemani lebih sebagai ayam hias yang eksotik dan diburu para penghobi lokal dan mancanegara untuk  di koleksi.

Cemani adalah kata Sanskerta untuk hitam. Jenis ayam cemani  ini awalnya disebut ayam kedu. Dalam perkembangan ayam kedu itu terjadi banyak varian yang tidak lagi memiliki warna murni hitam. Sehingga ayam kedu yang masih tetap mempertahankan kehitam legamnya disebut oleh para hobbies sebagai ayam cemani.
Makanya Cemani dikenal juga sebagai ayam kedu. Saat itu ayam itu dikenal sebagai ayam yang berwarna hitam saja. Usul tersebut diterima panitia maka resmilah ayam yang berasal dari Kalikuto berjuluk ayam kedu.

Ayam cemani berasal dari keturunan ayam kampung yang dibeli dari daerah Gunung Sumbing. Ayam ini cukup besar dan diduga hasil silangan liar antara ayam Inggris yang diboyong orang pada era Raffles berkuasa(1811-1816).
Mungkin karena kandangnya sederhana dan kurang pengawasan, ayam-ayam itu menyeleweng dan berbaur dengan ayam kampung setempat. Oleh masyarakat setempat ayam ini yang disebut sebagai ayam kedu
Bagi kolektor atau hobbies, ayam cemani ini berkesan angker dan gagah dengan bulu-bulunya yang serba hitam pekat. Memelihara ayam ini di Kedu, tambah Raharjo yang berasal dari Magelang, seperti memelihara ayam biasa yakni masih tradisional. ”Jadi ayamcemani cukup tahan penyakit, dan gempal,” ujarnya.

Sementara itu, seorang peternak ayam cemani asal Banyurejo, Rembun, Nagasari, Boyolali, Lagiyanto menyebutkan jumlah ayam cemani yang mungkin dipelihara oleh setiap anggota masyarakat yang gemar akan ayam cemani ini biasanya tidak lebih dari sepuluh ekor.
Lagiyanto menjelaskan ayam cemani dapat diperbanyak dengan mengawinkan sesama ayam cemani yang akan menghasilkan anak-anak berwarna hitam legam dan berwarna tidak hitam legam.
Ayam cemani, lanjut dia, termasuk salah satu jenis ayam lokal yang memproduksi telur lebih tinggi dari ayam kampung biasa. Untuk memperbanyak, ayam cemani dikawinkan dengan sesama ayam cemani secara alami dengan perbandingan maksimal satu ayam cemani jantan dengan lima ayam cemani betina, yang kemudian ditetaskan sendiri oleh induknya, karena ayam cemani masih memiliki sifat mengeram dan mengasuh anaknya.